Category Archives: Obyek Wisata

BURUNG KOKOKAN DI DESA PETULU UBUD

Desa Petulu, Ubud sekitar 10 menit dari pusat kecamatan Ubud, terdapat sekumpulan burung bangau.  Bangau atau Ibis atau bahasa Bali-nya KOKOKAN hidup dengan damai di pohon-pohon yang ada di desa Petulu tanpa diganggu sedikitpun. Kokoan disini berjumlah lebih dari puluhan ekor meskipun Desa Petulu kini mulai berubah dengan pembangunan yang semakin pesat.

Kokokan ini mulai bersarang di desa Petulu sejak th 1965. Jumlahnya hanya sekitar 5 ekor. Beberapa bulan kemudian, jumlahnya mulai bertambah banyak. Burung-burung ini awalnya merupakan burung yang bemigrasi dan akhirnya tinggal di kawasan ini. Awalnya oleh masyarakat sekitar, burung burung ini ditangkap untuk dipelihara atau dipotong untuk dijadikan makanan. Dari sini keanehan terjadi.  Mereka yg menangkap burung burung ini selalu datang kembali ke desa dan mengembalikannya. Tidak kuat katanya. Menurut warga desa setempat, orang orang ini setelah menangkap burung kokokan tersebut mulai didatangi oleh makhluk makhluk  aneh bertubuh besar dan menyeramkan. Dalam mimpi maupun kenyataan. Ini bukan halusinasi, karena yg mengalaminya lebih  dari 50 orang. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan seorang pendeta, dilakukanlah ritual permintaan maaf di Pura Desa setempat. Saat prosesi berlangsung, pemangku pura desa mengalami kesurupan dan mengatakan kalo burung kokokan ini sebenarnya adalah rencang (pengawal) Ida Betara yg dipuja di pura desa setempat. Burung burung ini adalah pasukan yang akan menjaga desa secara segi niskala (dunia maya) dari gangguan penyakit dan hama yg menyerang sawah mereka. Ini terbukti, setelah masyarakat membuat sebuah tugu di pura desa sebagai persembahan terhadap kokokan ini, desa menjadi makmur, panen melimpah dan tidak ada bahaya yg mengancam sampai dengan hari ini.

Burung Kokokan yg ada di desa Petulu memiliki warna badan putih dengan punggung dan wajah coklat. Mereka hidup dipohon pohon yg ada disepanjang jalan desa sampai depan Pura Desa Adat Petulu (3 km). Kokokan akan ada disini mulai sasih (bulan Bali) kelima sampai kesanga (bulan ke-5 s/d ke-9) atau dalam masehinya Oktober-Maret. Periode ini ribuan ekor burung kokokan akan membuat sarang, bertelur, mengeramkan telurnya sampai menetas, dan bulan Maret anak anak kokoan sudah mulai bisa terbang. Periode April-September, populasi Kokokan yg terlihat disini jumlahnya berkurang siang hari. Mungkin mereka terbang ke daerah lain utk mencari makanan. Dan saat senja sekitar jam 5.30, mereka akan kembali lagi ke desa Petulu. Jadi paling  ideal melihat kokokan di desa Petulu adalah periode Oktober-Maret dan jangan lupa menaruh  sejumlah uang kecil sebagai donasi terhadap desa di kotak yang telah disediakan. Kita akan sangat beruntung jika bisa melihat kokokan berwarna hitam, karena menurut penduduk desa, jumlah kokokan hitam hanya 2 ekor dan mereka adalah pemimpin dari ribuan kokokan di Petulu yang mendandakan pertanda baik.

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata

UKIRAN PATUNG BATU DI DESA BATUBULAN, GIANYAR, BALI

This slideshow requires JavaScript.

Desa Batubulan berjarak hanya 2 km dari perbatasan jika timur kota Denpasar, atau 20 km dari Kuta, 35 km dari Nusa Dua, dan 15 km dari Sanur. Desa Batubulan yang berbatasan dengan koloni artis terkenal dari Desa Celuk dan Desa Singapadu. Batubulan adalah milik wilayah administrasi Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Pada tahun 1980-an Batubulan hanya sebuah desa kecil dengan beberapa seniman ukiran batu untuk menciptakan berbagai bentuk patung dewa dan dewi, dan hari ini desa telah menjadi sebuah kota kecil dengan pusat bisnis yang ramai dari batu ukiran dari berbagai desain dan volume, dari batu kecil souvenir untuk menandai ruang atau tanda rumah yang terbuat dari semen atau beton. Lokasi desa sangat setrategis pada program tur seperti yang terletak di jalan jalan utama yang menghubungkan Bali pusat untuk Bali Timur, di mana arus lalu lintas tidak hanya untuk lokal, tetapi juga untuk rute wisata utama ke timur dan utara timur Bali. Terminal utama Bali timur dan Bali Tengah terletak di perbatasan selatan Desa Batubulan yang merupakan salah satu terminal intra-kota terbesar di Bali.

Seni Ukiran batu sebenarnya adalah tanda utama dari Desa Batubulan sejak waktu yang sangat lama yaitu sekitar tahun 1970-an. Patung pertama, seperti menggunakan kayu ukiran yang obyek utama berbagai mitos seperti epik Ramayana, Mahabharata, dan lain-lain. Sampai saat ini sebenarnya sebagian besar patung mereka masih menggunakan angka-angka etnis traditioanal, desain baru sangat sedikit atau penciptaan. Pada awalnya semua batu yang digunakan adalah buish dalam warna dan kemudian lebih banyak cahaya dan warna batu cerah datang ke panggung samping penggunaan semen dan beton. Dengan perkembangan konstruksi hotel di Bali pertumbuhan ukiran batu ini juga cepat, selain masyarakat lokal juga membeli batu ukiran untuk dekorasi kuil atau bangunan publik. Sebenarnya kepentingan importir asing untuk kapal ukiran batu telah begitu besar. Masalah utama adalah kemasan, karena ukiran batu begitu rapuh. Kondisi ini menyebabkan biaya kemasan sangat mahal, dan sampai saat ini belum ada teknologi murah untuk ini. Jadi orang asing hanya membeli ini ukiran dalam jumlah yang sangat kecil atau pesanan khusus. Hal ini sangat sulit untuk kapal dalam volume yang besar tanpa resiko yang besar juga.

Seni Ukiran batu alam tidak berkembang secepat ukiran kayu. Meskipun penggunaan tumbuh beton untuk menciptakan sebuah struktur yang dihasilkan lebih kuat, karena berat badan yang berlebihan itu juga tidak dapat berkembang menjadi produksi massal karena mahalnya biaya pengiriman. Penjualan patung Babubulan berkembang pesat setidaknya hingga tahun 2002, semenjak bom meluluhlantakan Bali secara otomatis berpengaruh kuat terhadap penjualan patung.

Seperti yang disebutkan di atas sebagian besar dari angka-angka diukir di batu adalah angka ditemukan dalam mitos, epik Ramayana, Mahabharata dan lain-lain. Pengaruh Budha Tantrayana juga sangat kuat, sehingga kita dapat melihat berbagai patung dengan wajah menakutkan. Tampaknya bahwa untuk bahan batu seniman kurang fleksibel dibandingkan dengan bahan seperti kayu, sehingga dalam jangka waktu desain tidak berkembang cepat sebagai patung yang terbuat dari kayu. Namun variasi ukiran batu dianggap sudah mulai mengalamiperkembangan besar dalam pemilihan bahan, tidak hanya batu alam, tetapi juga dibuat dari semen dan beton.

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata

KEBUN BINATANG BALI ZOO PARK DI DESA SINGAPADU, GIANYAR

Bali zoo park atau kebun binatang bali beralamat di Desa Singapadu, Gianyar, Bali kurang lebih enam kilometer dari kota denpasar. Bali zoo park memiliki luas kurang lebih 12 hektar dan dihuni oleh kurang lebih 100 jenis species binatang langka, yang terbagi atas tiga kategori yaitu mamalia, reptil dan burung. Mamalia yang ditampilkan bervariasi mulai dari primata, rusa, onta, kanguru dan macan sumatra. Burung tropis yang terkenal seperti kasuari, merak, kakatua, bali starling dan berbagi jenis burung asia. Tampilan lainnya meliputi reptil, diantaranya adalah komodo (kadal terbesar yang hanya ditemukan di Indonesia), iguana, ular hijau dan phyton.

Didalam areal Bali Zoo Park terdapat taman yang sangat luas dipenuhi dengan tanaman tropis dan air, menampilkan lingkungan yang alami bagi para binatang.. Lingkungan tersebut di desain dengan berbagai ragam tanaman yang dapat digunakan baik sebagai tanaman obat (kayu putih, cengkeh, mengkudu, matoa, cendana dan lainnya), bumbu masak (melinjo, leimau, salam, untuk peralatan upacara adat (nagasari, kelapa, bamboo kuning, majegau, perasok, palem uduh, lontar dan lain – lain)

Bali zoo park merupakan tempat wisata yang sangat tepat dan nyaman sekali wisata keluarga. Di Bali zoo park anak – anak bisa mengenal secara langsung berbagai jenis binatang-binatang langka yang jarang mereka temui. Kebun binatang bali zoo park buka setiap hari mulai dari pukul 09.00 wita sampai pukul 18.00 wita. Di kebun binatang bali zoo park setiap harinya akan di pertujukan 4 kali education show binatang yang di mulai jam 11.00 am, 01.00 pm, 03.00 pm, 04.00 pm. Disini para pengunjung kebun binatang bali zoo park bisa berphoto langsung dengan dengan para binatang, dan di samping itu juga setiap hari rabu dan sabtu malam mulai pukul 18.00 sampai 21.00 wita anda bisa menyaksikan night at the zoo yaitu atraksi binatang di malam hari dan kemudian di lanjutkan dengan tarian api ( fire dance ).

Setelah perjalanan yang menyenangkan mengitari Bali Zoo Park, pengunjung dapat bersantai di restoran berkapasitas 300 tempat duduk dengan menu pilihan mulai dari seafood, masakan Bali atau menu vegetarian sekelas jamuan hotel bintang lima.

Star bhoga restaurant ini berada di tengah – tengah kebun binatang bali zoo park dan bisa menampung kurang lebih 100 orang, jadi ini akan menjadi lunch yang paling berkesan pada liburan anda kerena anda akan menikmati makan siang di tengah ratusan binatang yang sangat jarang anda lihat di keseharian anda. Pada acara khusus, restoran ini menampilkan tarian Bali seperti Legong, Kecak dan Joged bungbung.

Outbound Treewalk adventure merupakan kegiatan berpetualang high ropes yang akan menguji adrenaline kita selama kurang lebih 30 menit. Outbound Treewalk Adventure ini juga  di lengkapi dengan flying fox yang panjangnya kurang lebih 125 meter.Jadi para pengunjung kebun binantang Bali Zoo Park di samping bisa melihat ratusan satwa mereka juga bisa menguji adrenalinya anda.Perlu kami informasikan bahwa perlengkapan kegiatan outbound treewalk adventure ini sudah memilki standard internasional dan selama permainan Treewalk Adventure dan flying fox anda akan di temani oleh para instruktur yang sudah sanagat berpengalaman.

Bali Zoo Park juga menawarkan berbagai pilihan harga tiket masuk, antara lain :

PAKET

DEWASA

ANAK 2 – 12 TAHUN

Harga tiket masuk

Rp. 55.000,00

Rp. 25.000,00

Tiket masuk + makan siang/makan malam

Rp. 115.000,00

Rp. 90.000,00

Tiket masuk + Outbound Treewalk Adventure

Rp. 125.000,00

Rp. 90.000,00

2 Comments

Filed under Obyek Wisata

WISATA TAMAN BURUNG BALI DI DESA SINGAPADU

This slideshow requires JavaScript.

Bali Bird Park (Taman Burung Bali) merupakan salah satu tempat wisata favorit khususnya bagi keluarga dan anak-anak.Di tempat ini, wisatawan akan menemukan surga  burung di tengah hutan hujan tropis buatan. Selain sebagai wahana rekreasi,  lokasi ini juga cocok untuk kegiatan penelitian dan pendidikan mengenai satwa  unggas baik yang ada di Indonesia maupun mancanegara.

Taman Burung Bali mulai dibuka pertama kali pada  bulan Oktober 1995. Sejak saat itu, taman burung ini terus berkembang hingga  mencapai luas lahan sekitar 2 hektar. Sejak awal, taman burung ini dibangun  dengan konsep botanical garden untuk tempat hidup dan berkembang aneka spesies  unggas dari berbagai negara di dunia. Pengelola Taman Burung Bali tetap  berusaha menciptakan lingkungan buatan yang mirip dengan hutan hujan (rainforest)  yang menyerupai habitat asli unggas-unggas yang dipelihara dalam taman burung  ini. Berkunjung ke Taman Burung Bali, wisatawan tak  hanya bisa melihat koleksi sejumlah 1.500 ekor burung yang terdiri dari 250  jenis. Di areal wisata ini, Anda juga dapat melihat langsung penangkaran atau  pengembangbiakan burung-burung yang sudah langka, mulai dari melihat  telur-telur burung, proses penetasan, hingga proses pemberian pakan. Para  pengunjung juga dapat berfoto bersama burung-burung yang unik dan memesona  (termasuk menyaksikan maskot burung endemik dan langka dari Bali, yaitu jalak  bali).

Saat ini, dari sekitar 1.500 ekor burung tersebut,  70 persen di antaranya merupakan burung lokal Indonesia, seperti dara, jalak,  kakatua, cendrawasih, kawao, merak, nuri, ayam, gelatik, dan lain sebagainya.  Sementara 30 persen lainnya merupakan jenis-jenis burung dari luar negeri.  Koleksi dari luar negeri ini berasal dari Afrika, antara lain bangau mahkota  afrika, flamingo, betet abu-abu, dan congo; dari Amerika Selatan seperti makao  biru emas, makao sayap hijau, makao skarlet, makao hycin, skarlet ibis, dan  bangau sayap merah; dari Australia antara lain kakatua galah, kakatua mitchel,  dan pelikan; serta beberapa unggas dari Cina, yaitu ayam hutan perak, ayam  hutan coklat, dan ayam hutan emas.

Oleh karena beragamnya jenis dan asal  unggas-unggas tersebut, maka pengelola Taman Burung Bali mengelompokkan sangkar  burung berdasarkan asal negara masing-masing unggas. Hal ini untuk memudahkan  para pelancong mengetahui dari mana asal burung-burung tersebut. Sangkar  burung-sangkar burung itu dijejer dan ditata sedemikian rupa menyerupai habitat  aslinya. Selain disangkarkan dalam kandang burung besar,  sebagian unggas juga dilepas bebas di taman-taman yang ada di lokasi ini. Di  sekitar telaga buatan, misalnya, pengunjung dapat melihat angsa hitam, burung flaminggo,  pelikan, dan lain-lain. Sebagai pemanis pemandangan, di tengah telaga terdapat  teratai raksasa victoria regia yang sengaja didatangkan dari Florida,  Amerika Serikat.

Tak hanya kicauan unggas, wisatawan juga akan  dimanjakan oleh suasana hutan tropis yang tampak alami. Di areal seluas 2  hektar ini, tumbuh-tumbuhan ditanam dan ditata apik sehingga menambah nyaman suasana  jalan kaki para wisatawan. Tumbuhan khas hutan hujan tropis di taman ini antara  lain beberapa macam tanaman palm, pandan Bali, sikas, dan macam-macam tanaman  air. Untuk menambah menawan panorama taman, di taman ini juga dipasang berbagai  macam lampu taman, hiasan batu-batuan, patung, serta jalan setapak yang sudah  dikeraskan. Jalan setapak tersebut dibuat meliuk-liuk mengikuti kontur lahan,  memanjang sejauh kira-kira 1 kilometer.

Wisatawan yang ingin menyaksikan atraksi memberi  makan burung-burung dan reptil, dapat mengunjungi Taman Burung Bali pada  jam-jam tertentu. Taman Burung Bali terletak di di Jalan Serma Cok  Ngurah Gambir, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Taman Burung Bali dibuka untuk umum setiap hari dari jam 8.00 hingga  18.00 WITA sore. Dengan harga tiket masuk berkisar Rp. 80.000,00/orang bagi wisatawan Indonesia dan USD 25/orang bagi wisatawan mancanegara (tiket sudah termasuk Bali Bird Park dan Bali Reptilia Park).

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata

PESELANCAR DI PANTAI SECRET DESA KETEWEL, GIANYAR, BALI

This slideshow requires JavaScript.

Gianyar tidak hanya dikenal sebagai kabupaten dengan ragam kesenian daerah yang menawan tetapi juga dikenal dengan keberadaan pantainya yang cukup diperhitungkan sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Desa Ketewel merupakan salah satu desa yang memiliki banyak pantai yang menawan, salah satunya Pantai Secret. Dikalangan peselancar, nama pantai Secret tentu bukanlah nama yang asing lagi apalagi rahasia seperti namanya. Pantai yang terletak di pinggir jalan Bypass Tohpati – Kusamba (Bypass Ida Bagus Mantra), Desa Ketewel, Kabupaten Gianyar ini banyak diburu para peselancar baik dalam ataupun mancanegara. Pantai ini dinamakan Pantai Secret mengingat dulunya tidak ada seorangpun yang mengetahui potensi ombak pantai ini, yang baik dipergunakan sebagai tempat surfing. Serang peselancar asal Sanur menemukan pantai Secret. Di tahun 1988, bersama dua orang peselancar rekannya dari Kuta dan mereka memberanikan diri untuk menjajal ombak di pantai tersebut.

Pantai Secret pada waktu itu masih sangat alami. Sebelum Bypass Tohpati-Kusamba (Bypass Ida Bagus Mantra) ada, untuk mencapai pantai tersebut, terlebih dahulu kita harus melalui terminal Batubulan. Dari Batubulan, perjalanan kemudian diteruskan dengan melalui persawahan sampai tiba di komplek perumahan tak jauh dari pantai. Kendaraan kemudian diparkir di perumahan tersebut dan perjalanan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki melewati sawah. Oleh peselancar Sanur, pantai ini kemudian diberi nama Sanur Secret Point. Pada perkembangan selanjutnya, pantai ini makin ramai dikunjungi para wisatawan seiring dengan pesatnya jumlah kunjungan wisatawan terutama wisatawan asal Jepang yang berkunjung ke Bali.

Tahun 1994-1995 pantai ini sudah ramai oleh para peselancar terutama peselancar dari Jepang yang dibawa oleh peselancar dari Sanur. Tahun 1996, jalan menuju pantai ini sudah dibuka.Pembangunan jalan ke tempat itu ditambah dengan promosi dari majalah-majalah surfing dunia, membuat Pantai Secret menjadi ramai dan tidak secret lagi. Waktu yang paling bagus untuk berselancar di pantai yang berpasir hitam ini, antara bulan Desember sampai April dan bertepatan dengan musim hujan. Pada saat itu, angin berhembus berlawanan dengan deburan ombak. Di sepanjang Pantai Secret, paling tidak terdapat 10 point (tempat untuk berselancar). Namanya pun bermacam-macam seperti Coconut Beach, Pica Point , Little Nias, Biaung (secret point), Temple Point, Second Secret, Secret Tewel dan sebagainya.Meskipun kondisi Pantai Secret seperti itu, lanjutnya, tempat tersebut masih tetap diburu para peselancar. Hal ini bisa dimaklumi mengingat Pantai Secret memiliki karakter ombak yang sangat bagus, baik untuk peselancar pemula ataupun peselancar pro.

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata

GALERI UKIRAN KAYU DI DESA MAS UBUD, BALI

This slideshow requires JavaScript.

Desa Mas adalah milik wilayah administrasi Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, 20 km dari kota Denpasar, 30 km dari Kuta dan 45 km dari kawasan Nusa Dua. Status Mas adalah pada tingkat “Desa” yang berarti sebuah unit permukiman dalam organisasi tradisional yang berkaitan dengan aspek agama, sosial, dan banyak dari kehidupan tradisional. Lokasi Desa Mas hanya 2 km dari kota Ubud, dan bahkan hari ini tidak ada batas yang jelas antara mereka. Desa Mas terletak di Selatan Timur.
Desa Mas adalah kompleks studio seniman di sisi kiri dan kanan jalan utama yang menuju ke Ubud. Pameran seni ukiran kayu di setiap rumah galeri dengan artis bekerja di luar. Terkenal galeri ukiran kayu seperti Adhi Art Shop, Agung Raka Art Shop, Puri Mas Art Shop. Hingga akhir tahun 1970 sebagian besar ukiran kayu yang diproduksi di Bali masih dalam tema tokoh manusia super, seperti patung dewa dan dewi, setan, dan tokoh-tokoh yang disebutkan pada epik Mahabharata dan Ramayana. Dengan perkembangan yang cepat dan kuat tuorism di Bali, penciptaan tradisional ukiran kayu juga mengalami perubahan besar, dimana desain sementara atau desain kreatif yang baru muncul setiap kali. Ini ciptaan baru atau desain pertama yang dibawa oleh para pengunjung dari berbagai negara untuk diproduksi di kayu. Ini masuknya baru dari desain juga mendorong kreativitas seniman lokal untuk menciptakan berbagai desain baru. Para maestro kayu ukiran Bali lahir seperti I Gusti Nyoman Lempad, Tjokot, Nyana, dan lain-lain. Era meriah kayu ukiran Bali yang ditandai perkembangan ini membawa sebuah era akulturasi antara berbagai bangsa.

Semua ini telah selalu memenuhi semangat seni dengan produksi berorientasi bisnis. orientasi bisnis yang benar-benar dipelihara pertumbuhan ukiran kayu, namun perubahan semangat unik sebenarnya dari seni Bali. Hal ini karena kecenderungan baru produksi massal mengabaikan aspek teliti dari kayu ukiran yang dibuat di Bali. Bahkan tren baru dari ukiran kayu bergeser dari stroke detail ke dalam format sederhana namun konsisten yang diperlukan dalam produksi massal ketika sebuah nama yang diberikan harus mengacu pada entitas yang sama persis. Untuk melihat sampai 1998, ukiran kayu di dalamnya voloume paling maju dan keanekaragaman produksi telah memberikan karya-karya baru yang menjanjikan kepada orang-orang Bali.

Tidak hanya Desa Mas yang dikenal sebagai pusat produksi, tetapi diperluas ke banjar banyak atau Desas, seperti Desa Kemenuh, yang terkenal dengan Mas, Nyuh Kuning juga dekat dengan Mas, Banjar tengkulak, Desa Bitra, dan pusat-pusat produksi banyak bisa direkam. Sebagai unit produksi dapat ditemukan di semua wilayah di Bali selatan. Tampaknya bahwa bekerja di ukiran kayu produksi dibayangkan sebagai masa depan yang menjanjikan pada waktu itu. Negara-negara yang membeli kayu ukiran Bali pada masa itu Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Swiss, Jerman, Spanyol, Italia dan Perancis. senilai jumlah yang lebih kecil dicatat adalah Australia, Jepang, Austria, dan Inggris.

Pada awalnya kerajinan kayu yang dibuat hanya angka yang berhubungan dengan dewa dan dewi, atau hewan sebagai dewa atau dewi. Kemudian dengan kedatangan wisatawan internasional berbagai desain diproduksi di berbagai kayu termasuk hewan yang sangat asing bagi Bali seperti hyena, Coyotes, Kangoroos, Armidallas, Meksiko atau masker wajah, berbagai berbentuk katak, dan lain-lain. Lokal kreatif seni seperti bunga, pisang, telapak tangan, sepeda motor, dan apa pun yang bisa direproduksi di kayu.

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata

PASAR SENI GUWANG DI DESA GUWANG, GIANYAR

This slideshow requires JavaScript.

Pasar Guwang letaknya berdekatan dengan Pasar Sukawati yang berjarak sekitar 500 meter ke arah Denpasar lalu membelok ke kiri, menuju arah desa Guwang atau dari arah Denpasar berjarak kurang dari 9 km dan sebelum sampai di Pasar Sukawati membelok ke kanan. Lokasi Pasar Guwang ini berada di Banjar Cemenggaon, Desa Guwang, yang masih termasuk Kecamatan Sukawati, Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar. Pasar Guwang merupakan pasar seni yang dibangun sebagai pasar percontohan dengan penataan yang luas dan rapi. Selain itu, pasar seni ini juga berfungsi sebagai pengembangan dari pasar sebelumnya yakni Pasar Seni Sukawati. Pasar Seni Guwang diresmikan penggunaannya pada tahun 2002 sebagai pasar seni yang menjual barang-barang cenderamata untuk setiap wisatawan.

Suasana di Pasar Guwang ini terkesan lebih rapi dan tertata dan areal pasarnya memiliki lahan parkir lebih luas yang dapat menampung puluhan bis-bis wisata. Sangat berbeda bila dibandingkan dengan Pasar Sukawati yang tempat parkirnya terbatas sedangkan pengunjungnya sangat ramai. Selain itu, di Pasar Sukawati tempatnya terlalu sempit, antara kios yang satu dengan lainnya saling berdekatan dengan barang-barang dagangan yang bertumpuk-tumpuk. Sehingga lorong-lorong pasarnya mensisakan ruang sempit yang hanya bisa dilalui satu orang saja. Bilamana sedang musim ramai seperti hari-hari libur dan akhir pekan, pengunjung atau pembeli di Pasar Sukawati akan berdesak-desakkan untuk berjalan dan memilih barang sehingga menimbulkan suasana yang panas dan terlihat sumpek. Jauh berbeda dengan Pasar Guwang, di mana setiap pengunjung yang ingin berbelanja tidak harus berdesak-desakan ketika memasuki pasar ataupun di dalam pasar. Kios-kios di pasar ini semuanya dibuat berjajar menghadap ke luar dan tidak ada yang berjualan di dalam yang membuat lorong-lorong pasar jadi sempit untuk pengunjung atau pembeli.

Pasar Seni Guwang ini terbagi menjadi 3 blok, yaitu blok A terletak di sebelah kiri dari pintu gerbang masuk. Kios-kios yang berada di blok ini sebagian besar menjual barang-barang cenderamata berupa kerajinan kayu ataupun barang yang lain. Di bagian blok B yang terletak di sebelah kanan pintu gerbang, penjualnya banyak yang menjual cenderamata berupa pakaian meskipun ada juga yang menjual selain bahan dari kain. Sedangkan blok C letaknya di antara ujung blok A dan blok B, sehingga blok-blok di Pasar Guwang ini membentuk huruf U dengan blok C sebagai penghubungnya, walaupun gedung bangunannya terpisah. Di bagian tengah-tengah pasar terdapat pohon mangga dan kamboja yang membuat suasana berkesan teduh. Sehingga bilamana ada pengunjung yang merasa lelah bisa duduk beristirahat sambil menikmati keteduhan di bawah pohon mangga dan kamboja itu. Dari ragam jenis dan bentuk barang-barang dagangan serta harganya, di Pasar Guwang tidak berbeda jauh dengan barang-barang cenderamata atau harganya di Pasar Sukawati. Leluasanya berbelanja di pasar ini tidak ada pedagang asongan yang berkeliling di sekitar atau di dalam pasar seperti di Pasar Sukawati. Sedangkan untuk pengunjung atau pembeli yang sebagian besarnya wisatawan di Pasar Guwang sudah lumayan ramai, terlebih lagi bila mendapat rombongan wisatawan yang datang dengan beberapa bis. Namun untuk dapat berbelanja lebih puas, sebaiknya datang lebih awal karena bilamana masih pagi, para pedagang biasanya memberikan harga yang lebih murah. Selain untuk penglaris (penggarus) dagangannya, hal tersebut dikarenakan pembeli yang masih sepi. Lebih baik, bila ingin berbelanja lebih murah lagi, datang bukan dalam suasana yang ramai seperti waktu akhir pekan ataupun hari libur. Biasanya, pada saat pengunjung pasar ramai maka para pedagang akan memberikan harga lebih mahal. Sedangkan pada hari-hari biasa mereka akan memberikan barang dagangannya dengan harga yang lebih murah.

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata

KERAJINAN PERAK DAN EMAS DI DESA CELUK, GIANYAR, BALI

This slideshow requires JavaScript.

Celuk merupakan desa terkenal di Bali sebagai tujuan wisata karena penduduk setempat sangat pro aktif dan penuh inovasi untuk emas dan perak kerajinan. desa ini terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Hal ini juga memiliki individualitas dan keunggulan dalam produksi kerajinan emas dan perak.Kebanyakan dari mereka adalah Bali profesional, artistic dan terampil pengembangan desain yang berkaitan dengan kerajinan perak dan emas.

Produksi-produksi emas dan perak di desa ini telah merambah ke, nasional dan internasional pasar lokal. Hal ini dapat di ukur dari jenis hasil karya seni dan ragam hias, baik untuk juga ekspor komoditas dan hadir. Jenis kerajinan emas dan perak yang telah diproduksi di pedesaan ini mencakup berbagai cincin, gelang, chokers, anting-anting, ibu dari mutiara, tusuk Konde, bros dan jenis lainnya.Selain itu, pekerja di Celuk dapat respon permintaan pasar dan menghasilkan produk modern seperti medali, maket dan symbol budaya. Dalam rentang sejarah pertumbuhan artistik, kerajinan perak dan emas telah dimulai oleh sekelompok keluarga tergolong Klan Pande. Dari lingkungan keluarga,  aktivitas kerajinan emas dan perak telah disampaikan kepada seluruh masyarakat sebagai profesi atas yang sebelumnya petani.

Dalam dekade 1970 perubahan telah terjadi dalam struktur masyarakat pedesaan, secara signifikan dari agrarian ke industri kerajinan. Bahkan saat ini, beberapa dari mereka melompat lagi dengan struktur ekonomi pelayanan yang berorientasi pada industry pariwisata.

Celuk adalah desa yang berbatasan dengan Desa Batubulan yang dikenal dengan ukiran batu dan tarian Barong. Setelah kunjungan tari Barong di salah satu tahap di Batubulan mengunjungi karya perak dan perhiasan emas di salah satu toko artis pameran rumah atau seni. Banyak tamu memprotes rencana perjalanan yang disebutkan Celuk sebagai sebuah desa dan mereka mengatakan adalah kota. Itulah situasi saat ini Celuk, bahwa pandangan adalah kota kecil yang nyata dengan kehidupan yang ramai seniman dan kegiatan mereka. Sebagian besar produksi emas dan perak di Celuk telah berorientasi ekspor dengan ruang pameran bangga pada setiap galeri yang berjajar di sisi kiri dan kanan jalan utama Celuk. Celuk adalah desa yang berbatasan langsung dengan Desa Sukawati, di mana kepala kantor kecamatan administratif terletak, dan Desa Singapadu. Desa Singapadu sangat dipengaruhi oleh aktivitas utama dari orang-orang di Celuk dan sekarang menjadi pesaing hanya Celuk dalam produksi produk emas dan perak.

Seperti yang telah dipublikasikan pada berbagai brosur atau menulis tentang Bali dan pariwisata, Celuk pasti sudah dikenal di semua negara, bahwa minat utama dari kota ini adalah produksi aksesori tertentu yang terbuat dari emas dan perak. Celuk di masa lalu adalah tempat di mana orang membuat mangkuk untuk upacara keagamaan di perak meninggalkan disebut “bokoran” Jenis mangkuk yang digunakan untuk kegiatan keagamaan atau ritual yang berkaitan untuk tradisi. Dan 1990-an jumlah galeri seni dan unit emas dan perak terus meningkat dalam jumlah besar diikuti dengan produksi massal berbagai desain aksesoris seni dekoratif, dan lain-lain. Semakin populernya Celuk sebagai tujuan wisata memberi kondisi yang menguntungkan bagi kelahiran banyak eksportir berbagai negara di dunia. Perdagangan internasional produk-produk emas dan perak dari Celuk bahkan membuat nama desa yang sebelumnya belum dikenal menjadi terkenal di seluruh dunia. Kelahiran toko-toko seni besar bekerja dengan operator wisata lokal dan atau importir dari berbagai negara telah mendorong keluarga untuk mengikuti langkah dan mencoba untuk menangani perdagangan ekport tanpa mengetahui persyaratan perdagangan internasional, hanya berdasarkan kepercayaan dan tersenyum baik pembeli baru .

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata

WISATA PURA SAMUAN TIGA DESA BEDULU, GIANYAR, BALI

This slideshow requires JavaScript.

Sebuah selatan desa pertanian Pejeng, Bedulu duduk di awal jalan ke Yeh Puluh, sekitar 26 km sebelah utara Denpasar. Jika datang dari Ubud, kita melewati Teges dalam perjalanan melewati Goa Gajah di sebelah kanan.

Bedulu pernah menjadi pusat kerajaan Bali Lama Pejeng dan adat dinasti terakhir untuk bertahan melawan Kerajaan Majapahit yang perkasa, yang menyerang Bali pada 1343. Setelah invasi, para hinduisasi Bali dipercepat, yang berpuncak pada migrasi budaya besar-besaran ke Bali pengadilan Majapahit di 1515.

Legenda penguasa Bedulu pra-Majapahit, Sri Aji Asura Bumibanten, memiliki kekuatan supranatural dan memiliki kekuatan yang luar biasa.Pada suatu ketika, kepalanya akan dipotong dan dimasukkan kembali lagi tanpa cedera atau sakit. Dia mendapat semacam getaran dari atas sehigga tidak terjadi apa-apa terhaap dirinya.

Suatu hari, selama ini ruang permainan rapi para dewa membuat kepalanya untuk menggulung ke sungai, di mana ia dibawa pergi. Pengikut-Nya panik dan putus asa cincang kepala dari sebuah babi hutan yang terjadi oleh dan meletakkannya di tunggul leher tuan mereka. Hal ini menyebabkan penguasa malu-malu, sehingga ia bersembunyi di luar menara tinggi melihat rakyatnya, melarang siapapun untuk melihatnya.

Seorang anak menemukan rahasia dan raja binatang dikenal sebagai Dalem Bedulu, yang berarti ‘Siapa Dia Perubahan Kepala’. Kata Bedulu berasal dari kata Bedahulu yang berarti Hulu.

Pura Samuan Tiga adalah salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Gianyar, keberadaan pura ini di mulai dari dipilihnya tempat ini sebagai tempat pertemuan setelah terjadinya pertikaian antar sekte keagamaan yang ada di Bali pada waktu pemerintahan Raja Udayana dan permaisuri Putri Mahendradatta dimana pertemuan tersebut diprakarsai oleh Mpu Kuturan. Dalam persamuan antar sekte tersebut diambil kesepakatan soal leburnya paham sekte-sekte, sehingga disepakati pemujaan hanya terhadap tiga dewa yang disebut Batara Tri Murti yaitu Brahma,Wisnu dan Siwa, dari pertemuan di tempat ini juga muncul Konsep Kahyangan Tiga ( Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem ) lokasi pura ini berada sekitar 200 m dari persimpangan Bedulu kearah timur, dari peristiwa tersebut diataslah pada abad ke 11 kemungkinan mengacu nama untuk pura ini. Di Pura ini pada saat piodalan diadakan suatu ritual agama yang sangat menarik dan unik yakni ritual bernama “ Mesiat Sampian “ keunikan ritual ini bisa dilihat pada piodalan pura pada waktu Purnama Jehsta ( Kesebelas ).

4 Comments

Filed under Obyek Wisata

PERTUNJUKAN TARI BARONG DAN KECAK DI DESA BATUBULAN

Desa Batubulan adalah sebuah desa dalam ruang lingkup Kecamatan Sukawati Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Desa Batubulan pada awalnya terkenal sebagai suatu desa agraris yang kaya akan kesenian termasuk seni tari dan seni ukir. Struktur masyarakat dan kebudayaan agraris yang dijiwai oleh agama Hindu menjadi dasar dari kehidupan masyarakat Desa Batubulan. Citra Batubulan sebagai suatu desa seni kini makin diperkokoh dengan hadirnya Sekolah Menengah Kesenian di desa itu, yang mencakup Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) dan Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMKI). Keterbukaan Desa Batubulan dalam perkembangan pariwisata yang ditunjang oleh keseniannya dan lokasi desa yang strategis, telah menumbuhkembangkan Desa Batubulan sebagai satu desa wisata yang berkembang pesat. Citra Batubulan sebagai desa wisata telah memiliki akar sejarah sejak masa sebelum kemerdekaan. Citra tersebut kini makin mantap baik pada tingkat Daerah, Nasional bahkan Internasional, dimana Batubulan telah sangat terkenal sebagai salah satu tujuan wisata budaya dengan pertunjukkan Tari Barong dan Kecak yang merupakan ciri khasnya.

Lokasi Desa Batubulan sangat strategis, karena merupakan pintu gerbang ujung Barat Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar dan sekaligus sebagai terminal yang menghubungkan Kota Denpasar dengan wilayah Bali Timur. Desa Batubulan terletak pada jalur Denpasar-Gianyar kira-kira 10 km dari Denpasar dan 21 km dari Gianyar. Lokasi ini sangat strategis, mudah dapat dicapai dengan mobil atau sepeda motor. Jalan menuju Desa Batubulan merupakan jalan-jalan strategis dimana merupakan rute pariwisata.

Wisata Tari Barong dan Kecak kini memang dianggap sebagai sebuah pilihan wisata budaya yang semakin menghidupkan kehidupan Desa Batubulan. Pertunjukan Tari Barong dan Kecak ini dilaksanakan pada jam berbeda, dimana pertunjukan tari barong dilaksanakan pada pagi hari sedangkan pertunjukan tari kecak dilaksanakan pada sore atau pun malam hari.

Pertunjukan Tari Barong menceritakan kisah tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan, dimana Barong yang merupakan tokoh sentral adalah tokoh baik yang selalu mencoba dan berusaha melawan tokoh jahat yang diperankan Rangda. Pertunjukan Tari Barong ini juga mempertunjukan adegan-adegan yang memicu ketakutan yaitu adegan debus dimana terdapat beberapa orang yang telah diciprati air suci dan dikuasai oleh  makhluk halus menusukkan kerisnya ke dada. Sedangkan pertunjukan Tari Kecak umumnya menceritakan tentang kisah Ramayana yang menggambarkan tentang kehidupan di dunia.

Pertunjukan Tari Barong umumnya dipertujukan satu kali saja di tiap-tiap tempat yang menawarkan pertunjukkan ini. Pertunjukan Tari Barong ini umumnya dipertunjukan dari mulai pukul 09.00 hinga 10.30. Terdapat empat tahap pertunjukan dimana sekali pertunjukan dapat menampung kurang lebih sebanyak 600 orang penonton. Sedangkan pertunjukan Tari Kecak yang dipertunjukan pada sore harinya juga umumnya dipertunjukkan satu kali saja dalam sehari yaitu pada jam 6 sore. Untuk menonton pertunjukkan Tari Barong atau Tari Kecak para wisatawan dikenakan biaya masuk berkisar Rp.50.000 hingga Rp.100.000 tergantung dari tempat dan asal wisatawan (domestik dan mancanegara). Para seniman – seniman Tari Barong dan Tari Kecak juga merupakan seniman lokal yang berasal dan tinggal di sekitar daerah Desa Batubulan dan sekitarnya. Seniman – seniman tersebut umumnya memiliki mata pencaharian utama sabagai petani atau pun berdagang. Beberapa tempat yang menawarkan wisata Barong and Kecak Dance adalah Barong and Kecak Dance Batubulan, Putra Barong, Barong and Kecak Dance Banjar Tegal Tamu.

This slideshow requires JavaScript.

Leave a comment

Filed under Obyek Wisata